Senin, 06 Februari 2012

Manfaat Corat-coret Balita


Di balik titik, garis dan lengkung yang dibuatnya, banyak manfaat yang bisa didapat dari aktivitas corat-coret bagi balita. Seperti Pablo Piccaso yang menghasilkan master piece pertamanya, The Picador, di usia 8 tahun, balita Anda pun bisa.
  • Perkembangan motorik, koordinasi tangan-mata. Ketika mencoret, anak berlatih mengendalikan gerak organ tubuh. Setiap gerakan alat tulis atau gambar yang digunakan, menuntut anak mengendalikan gerakan bahu, tungkai lengan, hingga jemari, yang menggenggam alat tulis itu. Selain itu, ketika mencoret anak belajar memadukan gerakan tangan dengan mata.
  • Ekspresi emosi, menjajal sensori. Pada usia 1 tahun anak bisa merasakan berbagai sensasi dengan panca inderanya. Kemampuan itu mendorong anak bereksperimen, yaitu dengan cara menjajal berbagai permukaan materi untuk dicoret-coret. Merasakan sensasi berbagai media saat mencoret, memberi anak pemahaman sebab akibat, karena ia bisa mengamati hasil perbuatannya pada media yang berbeda. Sensasi yang dirasakan menyenangkan, mendorong anak makin ekspresif mencoret.
  • Pengenalan awal menulis. Tahapan awal mencoret yang dilakukan anak dimulai dari sebuah titik, kemudian garis lurus patah-patah, hingga menjadi kumpulan garis melengkung yang mirip benang kusut. Dr. Alice Honig menjelaskan, di akhir usia 2 tahun anak akan bisa menggambar garis tunggal, meski belum lurus. Menurutnya, menggambar garis tunggal yang jelas ujung dan pangkalnya, membutuhkan kematangan intelektual. Selain itu, jika kita perhatikan, di antara coretan anak akan terlihat bentuk-bentuk mirip huruf. Menurut Alice, "Itulah yang menjadikan aktivitas mencoret penting untuk didukung orangtua, sebab menyiapkan anak untuk belajar menulis kelak."

Coretan adalah ekspresi pertama kreativitas seorang anak. Para ahli perkembangan berpendapat bahwa kreativitas adalah jembatan utama proses belajar. Kreativitas yang terasah baik sejak kecil, akan memberi anak kemampuan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya, baik dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari kelak. Jauh sebelum balita menjadi orang penting karena penemuannya, kita perlu lebih dulu menghargai kreativitas pertamanya, yang berupa coretan, di usia 1 tahun.

Dukung Insting Dasarnya! Dalam buku Young at Art: Teaching Toddles Self-Expression, Problem-Solving Skills and an Appreciation of Art,  yang ditulis Susan Striker, dijelaskan bahwa coretan pertama anak mencerminkan perkembangan kemampuannya. Seperti berjalan, mencoret dikategorikan sebagai insting dasar yang dibawa anak sejak lahir, dan merupakan milestone perkembangan yang wajib ditunggu. Selaras dengan penjelasan tersebut, Alice Sterling Honig, PhD, profesor bidang perkembangan anak dari Syracuse University, New York, dalam jurnal perkembangan anak, Wiley, edisi Maret 2010,  mengatakan bahwa coretan anak menandakan kemajuan integratif yang dialaminya, baik di bidang kognitif, emosi, maupun motorik.

Karena begitu pentingnya aktivitas mencoret, dukung anak melakukan aktivitas itu, caranya:
  • Siapkan media untuk coret-coret dan biarkan anak mencoba berbagai jenis media coretan, misalnya, berbagai jenis kertas, karton, tembok, atau papan. Pastikan kebutuhannya cukup terpenuhi. Sediakan kapling khusus di tembok untuk dicoret-coret, dan beli papan tulis yang tulisannya bisa dihapus agar anak bisa puas mencoret.
  • Kenalkan pada berbagai alat tulis. Sediakan alat tulis yang mudah digenggam, misaknya, marker bergagang besar atau krayon  panjang. Warna alat tulis sebaiknya cerah, untuk mengasah indera penglihatan.
  • Ajarkan metode mencoret tanpa alat, misalnya finger painting. Mencoret-coret dengan jari, memberi sensasi berbeda karena anak langsung bersentuhan dengan materi dan media menggambar.
  • Sediakan waktu untuk mencoret bersama anak. Akan semakin menyenangkan jika anak mencoret-coret ditemani orang tuanya. Pendampingan Anda membuatnya merasa aman dan nyaman, sehingga semakin terdorong bereksplorasi.
  • Tidak kelewat panik bila anak mencoret-coret tidak pada tempatnya, misalnya pada dinding, seprai tempat tidur, taplak atau pintu kulkas. Hm, mungkin itu karena balita tidak tahan melihat bidang bersih dan ingin menggoreskan "karyanya" di sana! Segera  bersihkan coretannya dan ingatkan anak sekali lagi untuk tidak mencoret-coret di sembarangan tempat. Dalam periode belajar corat-coret, ada baiknya Anda gunakan cat tembok jenis mudah dibersihkan.
  • Tidak berharap anak memiliki bakat melukis, karena terlalu dini menentukan bakat anak pada usia ini. Jadi, jangan tetapkan target apa pun Pastikan saja bahwa semakin sering anak mencoret, semakin luwes ia untuk menulis kelak.

Mengurangi Pertengkaran Kakak Beradik

Penelitian Laurie Kramer, profesor di bidang pendidikan keluarga dari Universitas Ilinois, AS, menyebutkan, anak usia 2-4 tahun akan mengalami konflik dengan saudara kandung sebanyak 6,3 kali tiap jam, atau satu konflik tiap 10 menit. Kurangi keributan kakak-adik, dengan cara ini:
  • Terkadang anak meributkan siapa yang mendapat kue lebih besar, atau siapa yang menentukan acara di TV.  Ajarkan mereka untuk bergantian memegang remote control di waktu-waktu yang telah dijadwalkan, atau bergantian memilih pertama kali, potongan kue.  Dengan cara ini, Anda tidak perlu repot memisahkan pertengkaran atau mengukur besarnya kue agar sama rata.
  • Hilangkan kompetisi dengan mengembangkan sikap saling menghargai dan mengembangkan keunikkan masing-masing.
  • Anak bisa mencontoh orangtua saat bertengkar.  Minimalkan pertengkaran terbuka di depan anak. Jika telanjur, katakan perbedaan pendapat itu biasa, dan pertengkaran salah satu cara untuk mencapai mufakat. Namun tekankan, konflik ada aturannya. Tunjukkan pula bahwa pertengkaran tidak perlu berlarut-larut.
  • Jangan terlalu cepat melerai pertengkaran anak,  biarkan mereka memelajari cara menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang lain.  Namun jika pertikaian sudah melibatkan fisik, bertindaklah.
  • Berikan batasan perilaku mana yang dapat ditoleransi dan yang tidak dalam keluarga, dan minta seluruh keluarga mematuhinya.

Menjaga Hubungan Baik Kakak dan Adik

Boleh-boleh saja adik meniru kakak dalam beberapa hal, namun beri kesempatan ia menjadi dirinya sendiri, menggali kemampuan dan bakatnya sendiri, yang bisa jadi, berbeda dengan kakak.

Sebagian kakak akan merasa senang jika dianggap hebat oleh adik yang mengidolakannya. Namun, tidak semua kakak senang diidolakan, diikuti bahkan ditiru mentah-mentah oleh adik. Jangan sampai keinginan adik untuk terlalu mengidolakan kakak menghambat perkembangan identitasnya sendiri kelak. Adik dan kakak, masing-masing tentu memiliki keunikan tersendiri yang perlu dikembangkan secara terpisah.

Agar kakak dan adik memiliki hubungan yang baik, namun masing-masing tetap dapat mengembangkan identitas dan keunikkan masing-masing, tempuhlah cara di bawah ini:

1. Pahami bahwa setiap anak adalah individu yang unik dan berbeda dengan anak lain, sehingga tidak bisa disamaratakan. Caranya:
• Jangan paksa mereka memakai sesuatu yang sama, misalnya pakaian atau sepatu yang sama.
• Jangan paksa mereka untuk memiliki minat, selera, maupun bakat yang sama. Bantulah mereka mengembangkan diri sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
• Biarkan sekali-sekali mereka bermain sendiri, atau dengan teman masing-masing. Pahami, bahwa terkadang kakak adik butuh berpisah untuk suatu waktu tertentu, demi mengembangkan dirinya masing-masing.
• Hindari membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lain, apalagi memberi label atau julukan.

2. Berikan hadiah atau ‘reward’ sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dari hadiah ulang tahun sampai pujian atau pelukan sebagai dukungan. Caranya:
• Pahami kebutuhan atau keinginan masing-masing, dan beri hadiah sesuai dengan temuan Anda itu. Misalnya si A yang senang menggambar akan lebih senang diberi peralatan gambar, dan si B, adiknya, senangnya membaca sehingga lebih senang diberi buku bacaan.
• Dalam memberi dukungan, ada anak yang senang jika dipeluk, namun anak lain cukup diberi usapan di kepala atau di bahu sudah membuatnya senang.

3. Lewatkan waktu bersama masing-masing anak secara terjadwal. Caranya:
• Jika Selasa sore Anda akan menemani si sulung les balet, buatlah Kamis sore sebagai ganti bagi adik untuk Anda ajak main balok berdua.
• Luangkan waktu untuk mengajak masing-masing anak, misalnya makan di restoran berdua saja, sambil mengajaknya bercakap-cakap sekaligus mencoba untuk memahami diri mereka masing-masing. Cara ini akan membuat setiap anak merasa spesial dimata kedua orangtuanya.

4. Jika adik terus menerus mengekor dan mengikuti kakak sehingga kakak tidak nyaman, tanyakan apa maksudnya. Bisa saja adik tengah belajar dengan cara mencontoh kakak.
• Beri penjelasan dengan bahasa sederhana bahwa mencontoh tidak berarti harus meniru mentah-mentah apa yang dilakukan kakak.
• Jelaskan dengan bahasa sederhana pada adik bahwa ia juga punya kelebihan dan keunikan yang dapat dikembangkan, berbeda dari kakak.

5. Jika kedua anak memiliki minat dan bakat di bidang yang sama, biarkan saja. Sebab, meski memiliki minat dan bakat sama, namun pasti setiap anak punya keunikan yang berbeda, yang dapat dikembangkan. Misalmnya, strategi atau gaya yang berbeda. Biarkan mereka menggali dan memperkaya diri dengan keunikan masing-masing.
(ayahbunda.co.id)

Sabtu, 04 Februari 2012

Manfaat Merangkak Pada Bayi


Tahukah Anda bahwa aktivitas merangkak mendatangkan banyak manfaat bagi bayi Anda? Gerakan merangkak melatih bayi menggunakan kaki dan tangan mereka yang bergerak secara bergantian dan berlawanan, yaitu ketika tangan kanan bergerak ke depan diikuti oleh gerakan kaki kiri dan selanjutnya berganti dengan gerakan tangan kiri yang bergerak maju ke depan diikuti oleh gerakan kaki kanan. Ternyata gerakan tersebut memerlukan penggunaan kedua belahan otak kiri dan kanan dalam sebuah koordinasi saraf (neurologis) yang kompleks. Jadi, biarkan bayi Anda bebas merangkak dan jangan batasi ruang mobilitas mereka.

Dengan merangkak bayi Anda juga memiliki kesempatan yang lebih luas lagi untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan ini merupakan sarana yang sangat baik bagi bayi Anda untuk mempelajari banyak hal. Informasi-informasi yang ia temukan selama masa eksplorasinya tersebut akan terekam dan memperkaya memori yang tersimpan dalam otaknya. Untuk itu, berikan bayi Anda lebih banyak ruang dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya ini, selama kondisi di sekitarnya memang aman dan tidak membahayakan keselamatan.


Berikut adalah beberapa manfaat merangkak untuk bayi:
1.       Gerakan ketika bayi merangkak akan merangsang, memperkuat dan mengintegrasikan dua belahan otaknya. Ini akan mengkoordinasikan penggunaan kedua mata, telinga, tangan dan kaki secara bersamaan.

2.       Gerakan merangkak juga memungkinkan dua belahan otak dibagi, lalu menyimpan, dan menarik kembali informasi-informasi yang penting secara lebih cepat.

3.       Merangkak diyakini dapat meningkatkan produksi myelin, suatu zat yang melapisi sel-sel saraf. Mielin berperan dalam membantu proses pengiriman dan penerimaan pesan agar berjalan lebih cepat dan jelas.

4.       Merangsang bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan yang bersifat ekspresif.


5.       Merangsang kepekaan taktil (sentuhan), kepekaan visual, dan kepekaan terhadap konsep jauh-dekat.

6.       Menguatkan leher bayi, lengan, sendi dan otot.

7.       Membantu bayi dalam mengembangkan bahasa, karena bayi dirangsang menggunakan kedua telinga secara bersamaan, dan mengembangkan pendengaran kedua telinga.

8.       Gerakan berulang-ulang saat merangkak akan merangsang, mengatur dan mengembangkan koneksi jaringan syaraf otak bayi. Akibatnya, otak akan lebih efisien dalam mengontrol proses kognitif seperti pemahaman, konsentrasi dan memori.

9.       Menguatkan sejumlah otot-otot besar dan kecil, sehingga akan mengoptimalkan perkembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halusnya.

10.   Mendukung koordinasi mata-tangan, kekuatan, ketegangan otot, keseimbangan dan keterampilan jari.

Merangkak memiliki banyak manfaat untuk bayi. Seorang peneliti di Amerika Serikat melakukan penelitian tentang efek dari merangkak untuk kehidupan bayi berikutnya. Hasilnya sangat mengejutkan bahwa bayi dikategorikan dapat berjalan lebih awal. Dan ada juga hasil riset yang menunjukkan bahwa bayi yang hanya merangkak dalam waktu singkat sebelum ia mulai berjalan, akan mencapai nilai yang lebih rendah pada tes kemampuan untuk pra-sekolah. Jadi, berikan kesempatan dan biarkan bayi Anda merangkak untuk memperkaya informasi yang tersimpan dalam memori otaknya.(ST)
Sumber  : informasitips.com